Senin, 28 Maret 2011

RADIASI NUKLIR JEPANG SUDAH MENCAPAI FILIPINA

Sejumlah kecil radiasi nuklir yang berasal dari PLTN Fukushima, Jepang, yang rusak telah terdeteksi di Filipina. Demkian dikatakan Pemerintah Filipina, Selasa (29/3/2011). Namun, Pemerintah Filipina menekankan, jejak radiasi tersebut tidak membahayakan manusia.
”Kami mendeteksi isotop-isotop, tapi kami ingin meminta masyarakat untuk tidak panik,” kata Tina Cerbolis, juru bicara Lembaga Riset Nuklir Filipina, kepada AFP. ”Ini jumlah yang sangat kecil di udara,” tambahnya.
Selasa, lembaga tersebut mengeluarkan peringatan yang mengatakan bahwa radiasi itu berasal PLTN Fukushima di Jepang yang telah bocor sejak rusak akibat gempa dan tsunami pada 11 Maret lalu. ”Pemantauan radiasi lingkungan dilakukan di seluruh dunia, termasuk (di) Filipina telah terdeteksi jumlah yang sangat kecil isotop radioaktif yang tampaknya datang dari PLTN Fukushima, tetapi tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia,” kata peringatan itu.
China dan Korea Selatan yang letaknya lebih dekat dengan Jepang, Selasa, juga melaporkan adanya sejumlah kecil yodium radioaktif-131 yang terdeteksi di wilayah mereka. Kedua negara tersebut juga menyatakan level kandungan zat-zat itu tidak berbahaya bagi manusia. Garis pantai terdekat Filipina dengan PLTN Fukushima berjarak sekitar 2.500 kilometer di arah barat daya negara itu dan dengan ibu kota Filipina, Manila, sekitar 500 kilometer lagi.

RADIASI JEPANG SEMAKIN MENGKAWATIRKAN


Para pekerja telah menemukan kolam-kolam baru berisi air radioaktif yang bocor dari kompleks nuklir Jepang di mana para pejabat percaya menjadi sebab melonjaknya tingkat radiasi yang menyebar ke tanah dan air laut di negeri itu.

Para teknisi juga mendeteksi adanya plutonomium--materi kunci pada senjata nuklir--di tanah di luar kompleks pembangkit nuklir. Meskipun demikian, para pejabat Senin kemarin, 28 Maret 2011, bersikeras bahwa temuan itu tidak berbahaya bagi kesehatan publik.

Plutonium ditemukan di bahan bakar di kompleks itu, yang telah menyebarkan radiasi selama lebih dari dua minggu, sehingga para pakar berharap dapat menyusuri jejaknya saat para teknisi mulai mencari bukti soal itu pada minggu ini.

Pembangkit listrik Fukushima Dai-ichi rusak saat tsunami pada 11 Maret lalu menghantam pantai timur laut Jepang. Gelombang raksasa itu menghancurkan sistem daya yang dibutuhkan untuk mendinginkan batangan bahan bakar (fuel rods) di kompleks itu, yang terletak 220 kilometer dari Tokyo.

Sejak itu, tiga dari enam reaktor nuklir di kompleks itu diyakini telah meleleh sebagian, dan para petugas darurat harus menghadapi berbagai situasi gawat, mulai dari pompa yang mengalami malfungsi sampai ledakan-ledakan radiasi berbahaya yang telah memaksa diberlakukannya evakuasi sementara.

Situasi tak menentu di pembangkit ini telah meningkatkan kekhawatiran bahwa krisis nuklir akan terus berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun kemudian, di tengah munculnya berbagai peringatan bahwa radiasi sedang mengintai mulai dari susu mentah dan bahkan air keran sampai ke wilayah Tokyo.

Masalah serupa pernah menghantui Pennsylvania saat krisis di Three Mile Island di tahun 1979, ketika pelelehan nuklir parsial telah memunculkan ketakutan akan menyebarnya radiasi. Tapi itu masih jauh lebih mendingan ketimbang malapetaka Chernobyl 1968 yang menewaskan setidaknya 31 orang karena terkena radiasi.

Tokyo Electric Power Co., perusahaan pemilik kompleks itu, mengatakan plutonium ditemukan di tanah di lima lokasi di pembangkit nuklir itu, tapi hanya dua sampel yang memperlihatkan adanya plutonium dari reaktor yang bocor. Sisanya berasal dari berbagai uji nuklir yang diadakan selama bertahun-tahun yang lalu meninggalkan sejumlah bekas plutonium di banyak tempat di dunia, termasuk di Jepang.

Plutonium adalah elemen berat yang belum dapat dikombinasikan dengan elemen-elemen lain. Karena itu, penyebaran plutonium lebih kecil kemungkinannya ketimbang elemen lain yang lebih ringan seperti halnya zat radioaktif yang lebih berbahaya yang dideteksi di sekitar pembangkit itu, seperti zat-zat radioaktif dari cesium dan iodine.

RUSIA : AKSI SEKUTU SUDAH MELENCENG DARI MANDAT PBB


Pemerintah Rusia menyatakan ketidaksetujuannya atas penyerangan terhadap Libya dengan dalih penegakan Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB 1973. Rusia mengatakan bahwa penyerangan hanya membantu pemberontak dalam melaksanakan aksinya.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, seperti dimuat di laman RTT News, Senin, 28 Maret 2011. Lavrov mengatakan bahwa serangan yang dilakukan oleh tentara koalisi dan NATO ke tanah Libya telah melampaui apa yang tertulis di Resolusi DK PBB.

Lavrov menegaskan bahwa resolusi DK PBB adalah untuk menerapkan sanksi zona larangan terbang, dan tidak membenarkan adanya intervensi pasukan koalisi dalam permasalahan dalam negeri Libya.

"Namun yang kita lihat sekarang bertolak belakang. Kami yakin intervensi koalisi dalam perang dalam negeri bukan termasuk dalam sanksi resolusi DK PBB," ujar Lavrov.

Resolusi DK PBB 1973 disahkan pada 17 Maret setelah sebelumnya dilakukan pemungutan suara. Resolusi ini dimaksudkan untuk menghadang kekuatan udara Khadafi untuk membombardir rakyat yang menentangnya.

Sebanyak 15 negara anggota DK PBB menyetujui diterapkannya resolusi ini. Lima negara, diantaranya adalah Rusia, China, Brazil, India dan Jerman menyatakan abstain. Kendati menolak, namun China dan Rusia tidak menggunakan hak vetonya  untuk mengganjal diberlakukannya resolusi ini.

Lavrov mengatakan bahwa pasukan koalisi yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris dan Prancis yang bertugas untuk menegakkan resolusi ini tidak bersikap netral. Mereka malah memihak tentara pemberontak dengan menyerang pasukan Khadafi.

"Resolusi ini tidak memiliki tujuan lain selain untuk memastikan perlindungan terhadap warga sipil. Namun, di sisi lain terdapat laporan pasukan koalisi menyerang pasukan militer Khadafi dengan bantuan dari tentara pemberontak," ujar Lavrov.

Hal senada sebelumnya disampaikan oleh Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin. Dia mengatakan bahwa penyerangan  ke Libya oleh koalisi akan berujung kepada invasi terhadap Libya.

"Resolusi seperti seruan pada abad pertengahan untuk melakukan perang salib," ujar Putin membandingkan resolusi dengan penaklukan wilayah di abad pertengahan.

VIDEO PENGAKUAN SELLY SANG PENIPU CANTIK

 
Nama Selly Yustiawati menjadi populer akibat berbagai aksi penipuan yang dilakukannya. Bermodal wajah manis, gadis bernama asli Rasellya Rahman Taher ini berhasil menipu sejumlah orang. Dengan modus meminjam uang, Selly berhasil memperdaya korbannya.

Saat diperiksa di Polsek Denpasar Selatan, Selly mengungkapkan mengapa dia tega membohongi sejumlah korban, yang sebagian besar merupakan laki-laki. Selly mengaku uang itu digunakannya untuk hura-hura bersama teman laki-lakinya.

Uang itu digunakan untuk jalan-jalan dan memenuhi kebutuhan Selly yang selalu merasa kesepian. "Mungkin karena emosi dan ingin berteman terus-terusan," kata Selly, saat diperiksa di Polsek Denpasar Selatan.

Selly tidak ingat berapa uang yang telah dihabiskan dari aksi tipu-tipunya itu. Namun, dia kini mengaku merasa menyesal. Tonton video pengakuan penipu cantik itu

VIDEO ULAT BULU SERANG WARGA

 


Wabah ulat bulu menyerang warga tujuh desa di Probolinggo, Jawa Timur. Warga terpaksa membersihkan pekarangan rumahnya hampir dua jam setiap setiap pagi dan sore karena serangan jutaan ulat bulu.

Sudah seminggu ini warga desa Sumber Ulu, Leces, Kedawung, Pondok Hulu, Tegasan, Malasan, dan Kerpangan diresahkan oleh serangan ribuan ulat bulu yang terjatuh dari pohon. Mereka terpaksa membersihkan pekarangan rumah mereka setiap hari karena ulat bulu tersebut telah merusak tanaman mereka, dan bahkan telah memaksa masuk ke pekarangan rumah dan bagian dalam rumah warga.

Tidak sedikit warga yang merasa gatal-gatal akibat bulu pada ulat yang berterbangan. Hal ini pun memperparah kondisi warga di tujuh desa tersebut. Bahkan banyak warga yang mengungsi ke rumah kerabatnya untuk menghindari wabah gatal-gatal tersebut. Warga berharap pemerintah daerah setempat turun tangan untuk mengatasi wabah ini.

Sementara itu, serangan ulat bulu ini tidak hanya membuat khawatir warga setempat, warga dari desa yang berdekatan pun mulai merasa resah akan serangan jutaan ulat bulu tersebut.

BEBERAPA DETIK SAJA CUKUP UNTUK NGECAS BATERRY


Baterai teknologi baru cukup dicas beberapa detik saja dan berpotensi dikembangkan menjadi baterai mobil

Para periset di Universitas Illinois mengatakan bisa membuat baterai baru yang hanya perlu beberapa detik untuk mengecasnya.

Kita mengandalkan baterai untuk menjalankan berbagai barang kebutuhan sehari-hari, seperti telepon genggam, laptop dan sekarang semakin banyak mobil juga menggunakan baterai.

Namun ketika baterai habis, perlu waktu berjam-jam untuk mengisinya, sementara baterai yang bisa dicas dengan cepat biasanya cepat habis.

Tim yang dipimpin Prof. Paul Braun dari Universitas Illinois, Amerika Serikat mengatakan mereka telah menciptakan desain yang akan bisa mencapai keduanya, bisa dicas dengan cepat dan tahan lama.

Desain yang dimaksud dirancang seperti sarang madu dalam tiga dimensi sehingga memungkinkan elektron dan ion -yang dipakai untuk mengisi dan mengosongkan baterai - bergerak dengan jauh lebih cepat.

Menurut Prof. Braun desain baru dicapai dengan hanya menggunakan materi untuk mengecas baterei yang sudah ada sekarang, namun diubah cara menyusunnya. Dengan desain sarang madu semuanya bisa bergerak dengan cepat, katanya.

Struktur ini menurut Prof. Braun bisa digunakan untuk menciptakan baterai yang bisa dicas 100 kali lebih cepat dari baterai yang dijual sekarang, dengan hanya tambahan biaya sedikit saja.

Pada awalnya teknologi ini kemungkinan hanya bisa digunakan pada peralatan kecil seperti telepon genggam atau komputer.

Namun punya potensi untuk digunakan bagi keperluan medis dan militer, kata Prof. Braun.

Ia mengatakan jika keterbatasan manufaktur tertentu bisa diatasi, baterai tipe baru ini bisa diproduksi secara massal untuk mobil.

"Ada potensi sebuah mobil bisa berhenti di semacam pom bensin, mengecas baterainya dan beberapa menit kemudian bisa berjalan lagi."