Kamis, 17 Maret 2011

VIDEO AMATIR KORBAN SELAMAT DARI TSUNAMI

PENGELOLA TARIK SEMUA PEKERJA PLTN FUKUSHIMA


Tokyo - Perusahaan Tokyo Electric Power Co (Tepco), pengelola PLTN Fukushima, dikabarkan telah meminta pemerintah Jepang untuk mengizinkan penarikan seluruh pekerjanya dari pembangkit nuklir tersebut karena ancaman bencana nuklir.

Tepco menyimpulkan bahwa akan sulit bagi para pekerjanya untuk terus memperbaiki PLTN Fukushima dikarenakan level radiasi yang tinggi. Demikian diberitakan harian Jepang, Mainichi Shimbun dan dilansir Straits Times, Jumat (18/3/2011).

Tepco menyampaikan rencana penarikan seluruh pekerja itu pada Senin, 14 Maret lalu. Tepatnya setelah beberapa ledakan dan kebakaran di reaktor-reaktor nuklir PLTN Fukushima yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami pekan lalu.

Namun Perdana Menteri (PM) Jepang Naoto Kan menolak permintaan Tepco itu. "Penarikan mustahil. Ini bukan soal apakah Tepco ambruk. Ini soal apakah Jepang tidak beres," ujar Kan seperti dikutip Mainichi.

Seorang pejabat Tepco kesal dengan penolakan PM Kan tersebut. "Jika penarikan tak bisa diterima, itu seolah-olah (PM Kan) mengatakan 'Lakukan sampai Anda terkena radiasi dan mati," cetus pejabat yang tidak disebutkan namanya itu.

Biasanya, hingga 5 ribu orang bekerja di PLTN Fukushima. Namun sejak gempa dan tsunami, Tepco tidak pernah menyebutkan jumlah persis pegawainya yang masih bekerja di dalam fasilitas nuklir tersebut.

Beberapa media lokal melaporkan bahwa sekitar 70 orang saat ini masih terus bekerja di PLTN tersebut. Mereka terus berupaya untuk mendinginkan reaktor-reaktor nuklir guna mencegah bencana nuklir.

LEDAKAN AURORA DI TERANG BULAN


Aurora borealis adalah salah satu fenomena alam terindah di Bumi. Merekam keindahannya dengan kamera, apalagi dalam kondisi terang bulan purnama, bukanlah hal mudah sebab cahaya aurora borealis akan "kalah" oleh cahaya bulan.
Tapi, fotografer asal Jerman Kerstin Langenberger berhasil melakukannya. Dalam fotonya, aurora borealis terlihat terang dalam cahaya Bulan, seolah fenomena tersebut muncul di siang bolong.
Langenberger berhasil memotret setelah menantia selama 300 jam menunggu fenomena itu muncul. Ia mengungkapkan, "Aurora harus sangat terang untuk bisa tampak saat ada Bulan. Ini jarang terjadi sehingga gambar seperti ini sangat jarang."
Foto Langenberger berhasil menguak keindahan Thingvellir National Park, tempat pengambilan foto yang menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO. Dalam foto itu, aurora tampak sebagai ledakan cahaya hijau dan ungu.
Aurora dijumpai di Kutub Utara dan kutub selatan Bumi. Aurora yang dijumpai di kutub utara disebut Aurora Borealis atau Northern Light sementara yang dijumpai di Kutub selatan disebut Aurora Australis.
Fenomena ini muncul akibat partikel bermuatan dari Matahari yang dihantarkan ke Bumi. Partikel tersebut tertarik oleh medan magnet Bumi, melepaskan energi hingga menghasilkan cahaya di lapisan ionosfer.
Kemunculannya tiba-tiba. Langenberger harus tiba di lokasi siang hari sehingga bisa mempersiapkan semua alat-alat untuk memotret. Malam harinya, ia harus sabar menanti si aurora datang.
"Kesulitannya adalah mengetahui dimana aurora muncul dan seperti apa nanti. Untuk waktu lama, tak ada yang terjadi dan hanya bisa menunggu. Namun, tiba-tiba langit malam hari mengalami ledakan aurora," kata Langenberger.
Langenberger mengungkapkan, "Ledakan aurora biasanya bertahan hingga beberapa menit, lalu ia akan menghilang. Aurora mungkin muncul lagi, tetapi bisa juga tidak. Tak ada yang tahu nantinya."
Aurora bukan hanya bisa muncul di Bumi. Hubble Space Telescope pernah menangkap fenomena aurora di Jupiter dan Saturnus, bahkan di satelit Jupiter yaitu Io, Europa dan Ganymede. Uranus dan Neptunus dilaporkan juga memiliki aurora.

TERSIKSA AKIBAT ALERGI SUARA



Seorang musisi rock Inggris berusia 33 tahun mengalami alergi terhadap suara. Dokter menyebut gangguan yang dialami Chris Singleton
sebagai hyperacusis atau sangat sensitif terhadap suara dengan volume normal sekalipun.

"Rasanya seperti lelucon buruk," kata Chris dengan sedih, dikutip dari Daily Mail.

Chris mengatakan ini benar-benar mimpi buruk. Dia bisa sangat tersiksa hanya karena mendengar suara kucuran air saat mandi atau dering telepon.

Penderitaan ini disadari Chris di awal 2004. Saat itu telinga kirinya mulai merasa seperti berdengung, seolah-olah dia sedang berenang dan ada cairan masuk ke telinga.

“Setelah beberapa minggu kemudian, aku pergi menemui dokter. Dan dokter mengatakan bahwa ada lubang di gendang telinga saya. Lalu dia memberi saya antibiotik," katanya.

Keluhan Chris sempat hilang. Tetapi beberapa minggu kemudian, gangguan yang sama muncul kembali. “Aku mulai merasakan bila mendengar nada tinggi, itu terasa menyakitkan. Dan tidak hanya di telinga kiri saya, telinga kanan saya juga mengalami hal aneh.”

Kehidupan Chris mulai tidak menyenangkan sejak itu. Ketika bertemu kereta api, dia harus mencari tempat duduk sejauh mungkin untuk menghindari suara kereta.

“Rasa sakit itu menyiksa, ini merupakan salah satu jenis ketidaknyamanan orang dengan pendengaran normal. Rasanya seperti mendengar pekikan melengking dari umpan balik mikrofon,” kata Dr Veronica Kennedy, seorang spesialis di NHS Bolton.

Kennedy menambahkan, “Bagi sebagian orang, masalahnya mungkin sesekali dan cukup ringan, tetapi untuk orang lain itu dapat menjadi sangat membatasi hidup.”

Para ahli memperkirakan bahwa antara dua dan lima persen dari populasi orang dewasa berpotensi menderita hyperacusis di beberapa titik. Tapi, Kennedy tidak jelas mengapa hal itu terjadi.

"Ada teori bahwa hal itu dapat dipicu oleh paparan suara keras tiba-tiba atau mungkin terkait dengan peristiwa stres atau trauma, seperti kecelakaan," kata Kennedy.

Bahkan, banyak orang yang mengalami hyperacusis mengenakan penutup telinga, tetapi itu tidak mengatasi masalah. “Ketika Anda melepaskan penutup telinga, suara akan menjadi lebih keras. Ini adalah lingkaran setan."

Menurut Kennedy, hyperacusis kemungkinan besar dipicu oleh sebab-sebab fisik seperti cedera kepala. (pet)

VIDEO LOMBA AYAM KETAWA

VIDEO HEWAN-HEWAN BERKEPALA DUA