Selasa, 30 November 2010

Mobil Mendarat di Atas Pohon


Tim penyelamat harus menggunakan tali dan tangga untuk mengeluarkan seorang perempuan dari mobil bak terbuka. Mobil tersebut keluar dari jalur, melayang, dan mendarat di pucuk sebuah pohon setinggi 9 meter. Pengemudi mobil terbang itu, Dana Bowser (33), ngebut di dekat Evans City, sekitar 40 kilometer dari Pittsburgh, AS.

Bowser kehilangan kontrol atas kemudi di tikungan dekat Connoquenessing Creek. Menurut Bowser, jalanan itu sangat licin. Bowser sadar dan dapat berkomunikasi dengan para penolong. Hal yang lebih penting, dia tidak panik sehingga para penolong dapat bekerja dan menjangkaunya. Bowser kemudian dibawa ke Rumah Sakit Butler Memorial karena cedera kecil. (AP/Reuters/Joe)

Bocah Terperangkap Mesin Cuci butuh 1 jam untuk menyelamatkanya

Chaofan, Bocah yang Terperangkap dalam Mesin Cuci [FOTO + VIDEO]. Chaofan, bocah warga negara Cina terperangkap di dalam mesin cuci pada hari Minggu lalu. Chaofan terperangkap setelah memanjat mesin cuci lalu masuk ke dalam ketika dia bermain petak umpet bersama ibunya di rumahnya di Taiyuan provinsi Shanxi, Cina.
The toddler got stuck in a washing machine while playing his mum. Chaofan, Bocah yang Terperangkap dalam Mesin Cuci [FOTO + VIDEO].
Chaofan yang berusia tiga tahun terjebak. Ibunya pun panik lalu menelepon petugas pemadam kebakaran. Petugas berusaha mengeluarkan Chaofan dengan menariknya, namun gagal. Akhirnya, petugas pemadam kebakaran memutuskan untuk memotong tabung mesin cuci yang terbuat dari besi. Setelah terjebak dua jam, Chafoan berhasil diselamatkan. Meski harus memotong tabung, Chaofan bebas dalam keadaan sehat.
It took a rescue team, two hours and a power saw to free him. Chaofan, Bocah yang Terperangkap dalam Mesin Cuci [FOTO + VIDEO]
Chaofan, Bocah yang Terperangkap dalam Mesin Cuci [FOTO + VIDEO]



Taiyuan: Seorang bocah di Taiyuan, Cina bagian utara, terperangkap dalam mesin cuci saat bermain petak umpet. Beruntung, petugas pemadam kebakaran setempat dapat menyelamatkan bocah bernama Chaofan itu.

Kejadian bermula saat Chaofan bermain petak umpet dengan ibunya. Ia pun bersembunyi dan masuk mesin pencuci baju. Malang bagi Chaofan, kakinya terperangkat di dalam tabung. Ia menangis. Sang ibu pun berusaha menarik anaknya itu keluar.

Namun, Chaofan baru bisa diselamatkan setelah lebih dari satu jam terperangkap. Petugas terpaksa memotong tabung mesin dengan gergaji untuk menyelamatkan Chaofan

Lahar Menumpuk di Kali Gendol


Sleman: Endapan lahar masih menumpuk di hulu Sungai Gendol dan beberapa titik dekat puncak Gunung Merapi. Alhasil, kawasan di bawahnya rawan banjir lahar dingin.

Pantauan Metro TV, Selasa (30/11), lokasinya berada di ujung barat Desa Bale Rante, Kemalang, Jawa Tengah. Wilayah itu berbatasan dengan Desa Srunen, Kecamatan Ankringan, Sleman, Yogyakarta.

Di beberapa titik hulu Gendol, ada lahar panas yang masih menyala. Kepulan asap tampak dari luncuran lahar hasil erupsi Merapi. Kali dengan kedalamannya 20 hingga 50 meter itupun terselimuti lahar.

Kondisi itu memicu potensi banjir lahar dingin, jika terjadi hujan. Meski dilarang, masih ada warga yang datang menonton kondisi Kali Gendol dari dekat

Bahaya Lahar Dingin akan Berlangsung Lama

YOGYAKARTA--Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta memperkirakan, bahaya lahar dingin dari material vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi akan berlangsung dalam waktu yang lama, hingga mencapai lebih dari satu tahun.

"Volume material hasil erupsi Gunung Merapi yang telah terbawa sebagai lahar dingin masih sangat kecil sehingga ancaman lahar dingin masih bisa terjadi dalam waktu lama, bahkan bisa lebih dari satu tahun," kata Kepala Balai Penyelidikan dan pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo di Yogyakarta, Selasa.

Ia mencontohkan, banjir lahar dingin seperti yang terjadi di Sungai Code pada Senin malam (29/11) hanya membawa sedikit dari total volume material vulkanik Gunung Merapi yang telah dimuntahkan.

Menurut dia, lahar dingin yang membawa material hasil erupsi Gunung Merapi baru terjadi di Kali Boyong, Kali Putih dan di Kali Senowo, sehingga diperkirakan baru 10 persen dari total 140 juta material vulkanik yang telah terbawa dalam lahar dingin tersebut.

"Material vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi tersebut tidak akan turun seketika menjadi lahar dingin, tetapi akan turun dalam volume-volume kecil dalam waktu yang cukup lama," katanya.

Ia mengatakan, ancaman bahaya lahar dingin tidak akan sebesar ancaman letusan Gunung Merapi yang berupa awan panas. "Namun, lahar dingin kemungkinan akan lebih sering terjadi dibanding awan panas, terlebih pada musim hujan," katanya.

Hujan dengan intensitas tinggi, minimal 40 milimeter (mm) per jam di Gunung Merapi dan terjadi selama dua jam berturut-turut, lanjut dia, bisa menyebabkan terjadinya lahar dingin.

Selain bahaya lahar dingin saat musim hujan, Subandriyo juga mengatakan, kemungkinan terjadinya "secondary explosion" di endapan lahar Merapi.

"Endapan lahar tersebut memiliki suhu yang masih cukup tinggi, sekitar 300 derajat celcius, sehingga saat ada hujan maka kemungkinan akan menyebabkan adanya letusan sekunder tersebut," katanya.

Namun demikian, letusan sekunder tersebut tidak membawa ancaman yang cukup signifikan kepada masyarakat karena merupakan fenomena alam biasa sehingga BPPTK tidak melakukan pemantauan khusus terhadap terjadinya letusan-letusan sekunder tersebut.

Pada Selasa, dilaporkan terjadinya letusan sekunder di Kali Gendol yang menyebabkan munculnya asap dengan ketinggian sekitar 300 meter.

Berdasarkan hasil pemantauan BPPTK Yogyakarta, aktivitas kegempaan Gunung Merapi hingga pukul 18.00 WIB, telah terjadi 14 kali gempa multiphase, 21 kali guguran dan dua kali gempa tektonik, sedangkan gempa "low frequensi", "tremor" dan awan panas tidak tercatat.

Ternyata Merapi, Bromo & Lapindo Saling Berkaitan

 
SURABAYA – Siapa kira, ternyata letusan Merapi, letusan Bromo, dan luapan lumpur Lapindo memiliki keterkaitan satu sama lain.

Berdasarkan dugaan dari Badan Penanggulangan Luapan Lumpur Sidoarjo (BPLS), ternyata ada hubungannya antara aktivitas vulkanik pegunungan tersebut dengan luapan lumpur Lapindo.

Deputi Operasional BPLS Sofyan Hadi mengatakan, jika besar kemungkinan jika luapan lumpur Lapindo itu berhubungan dengan aktivitas vulkanik gunung di Indonesia. Sebagai contoh misalnya, pada 18 November lalu, BPLS menemukan adanya semburan baru di pusat semburan. Jika awalnya hanya ada satu semburan di pusat semburan, namun pada 18 November sore, BPLS menemukan tiga grup semburan baru.

Saat itu, Sofyan menanyakan kepada Badan Geologi, apakah ada peningkatan aktivitas vulkanik di Bromo, Welirang, Kelud dan kompleks pegunungan Ajurna?
“Kenyataannya tak lama kemudian Bromo mengalami erupsi,” kata Sofyan Hadi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Apalagi jarak antara gunung aktif dengan Lapindo hanya berjarak 15 kilometer.

Bukti lain yang mengindikasikan adanya hubungan antara Lapindo dengan aktivitas vulkanik adalah ditemukannya gas helium di pusat semburan. Pada Februari lalu, Sofyan Hadi sempat ke pusat semburan untuk sampling gas. Ternyata setelah diujikan di Itali, terdapat kandungan gas helium dalam jumlah yang cukup banyak.

“Ini hanya bisa terjadi jika berhubungan dengan sistem magma bumi,” kata Sofyan.

Bukti lain yang disodorkan oleh Sofyan, adalah soal jumlah material yang dikeluarkan oleh semburan lumpur Lapindo. Berdasarkan perkiraan BPLS, hingga empat tahun ini luapan lumpur Lapindo telah mengeluarkan 144 juta meter kubik material. Jumlah ini hampir setara dengan material erupsi hebat Merapi yang menjadi 100 juta meter kubik.

Pada saat puncaknya, luapan lumpur Lapindo ini mengeluarkan 100 ribu meter kubik material. Kata Sofyan, 100 ribu meter kubik per hari setara dengan sejuta barel. “Nah sejuta barel sama dengan jumlah minyak yang diproduksi Indonesia dari 2300 sumur,” ujarnya.

Dugaan jika aktivitas luapan lumpur Lapindo berkaitan dengan aktivitas tektonik ini, kata Sofyan, bisa dipelajari peta Belanda keluaran tahun 1938 yang menyebutkan situs mud volcano sebelah selatan Bandara Juanda Surabaya. Atau bahkan dalam kitab-kitab kuno seperti Pararaton, Negara Kertagama, di situ disebutkan tentang peta mud volcano.

“Dari kitab-kitab itu terbukti jika kita mempunyai sejarah mud volcano yang cukup panjang,” kata Sofyan.

Oleh sebab itu, yang paling penting adalah antisipasi untuk menghadapi bencana tersebut. BPLS sendiri menyatakan sudah mempunyai roadmap untuk 30 tahun mengatasi bencana luapan lumpur Lapindo. Umur 30 tahun itu berdasarkan perhitungan pakar geologi jika luapan lumpur Lapindo akan berhenti setelah masa itu.