Minggu, 17 Oktober 2010

Tertabrak Kapal, Paus Biru Terdampar



Ratusan pengunjung, ilmuwan, dan anak sekolah mengerubuti bangkai Paus Biru sepanjang 24 meter yang tersapu ke pantai. Ironisnya, Paus betina seberat 75 ton tersebut sedang hamil.

Bangkai paus dan janinnya itu tersapu ke pantai berbatu di kawasan Bean Hollow State Park, dekat Pescadero, California. Diyakini, kasus tersebut merupakan yang pertama dalam 30 terakhir di mana seekor Paus Biru, mahluk hidup terbesar di dunia, tersapu ke daratan AS.

Peneliti yang mengamati sampel tulang dan bagian tubuh paus tersebut menyimpulkan bahwa hewan itu mati karena trauma akibat hantaman benda tumpul. Kemungkinan besar, hewan tersebut tewas setelah bertabrakan dengan kapal laut berukuran besar.

“Berhubung paus itu terbaring terlentang, kami tidak dapat menyimpulkan apapun selain kemungkinan penyebab kematiannya,” kata Guy Oliver, peneliti dari Long Marine Lab, seperti dikutip dari Santa Cruz Sentinel, 17 Oktober 2010.

Kemungkinan, kata Oliver, paus itu tewas sekitar empat sampai lima hari sebelum tiba di pantai. “Janinnya, yang berukuran panjang sekitar 5 meter, terdampar 15 meter dari bangkai induknya, dan kemungkinan terlahir paksa setelah induknya mati, akibat pelepasan tekanan gas,” kata Oliver.

“Seperti diketahui, Paus Biru dewasa bisa memiliki ukuran panjang hingga 30 sampai 33 meter,” kata Oliver. “Jantungnya mungkin berukuran dan berbobot sama dengan sebuah mobil VW Beetle,” ucapnya.

Oliver menyebutkan, kasus Paus Biru terakhir yang terdampar di pantai terjadi di tahun 1979 ketika tengkorak hewan tersebut tersapu ke Fiddler’s Cove, dekat Pescadero. Tengkorak tersebut kini dipajang di Long Marine Lab tempat Oliver bekerja.

Laut Terbelah Ala Nabi Musa di Korea Selatan





Keajaiban laut terbelah mirip yang terjadi pada kisah nabi Musa terjadi di Jindo, Korea Selatan. Bedanya, laut 'terbelah'  di negeri ginseng itu merupakan fenomena alam yang terjadi akibat pasang surut air laut .




Seperti dilansir dari laman asiarooms, sebuah hamparan tanah dengan panjang sekitar 2,8 kilometer dan lebar 40 meter akan terbuka akibat surutnya air laut pada waktu-waktu tertentu. Saat-saat kejadian tersebut biasanya dikunjungi orang-orang dalam jumlah besar. Sebuah festival khusus didedikasikan untuk memperingati kejadian alam yang merupakan fenomena unik di Korea Selatan tersebut.

Terjadinya laut terbelah tersebut, berdasarkan dongeng yang populer di Jindo, bermula ketika desa tersebut diserang harimau, semua penduduk desa telah pergi ke desa Modo kecuali seorang wanita tua yang tinggal sendirian. Dalam keputusasaannya, ia berdoa kepada Dewa Laut agar membantunya dan terbukti dewa menjawab doanya dengan membelah laut.

Namun, fenomena itu dikenal dunia ketika Pierre Randi, seorang Duta Besar asal Perancis untuk Korea mengunjungi negara tersebut pada tahun 1975 dan menulis tentang hal itu di koran Perancis.

Festival yang diberi nama Festival Pesta Laut Jindo itu biasanya terjadi tiga kali dalam setahun yaitu pada bulan Maret, Mei dan Juli. Namun, dengan meningkatnya arus wisatawan antusias festival diputuskan juga diadakan pada bulan April.